1. Makna Nomina
Polimorfemis
Makna nomina
polimorfemis dapat di perinci menjadi empat, yaitu (1) makna nomina berafiks,
(2) makna nomina bentuk ulang, (3) makna nomina majemuk, (4)makna nomina bentuk
kombinasi.
1.1 Makna Nomina Berafiks
1.1.1
Nomina Bentuk pa-/-an
Nomina
bentuk pa-/-an mengandung beberapa
macam makna.
1.
Jika bentuk dasarnya
berupa nomina yang secara leksikal mengandung makna benda yang berpotensi dalam
jumlah besar, nomina bentuk pa-/-an menyatakan
makna ‘tempat terdapatnya apa yang tersebut pada dasarnya’
Contoh :
Pawunan (awu ‘abu’ + pa-/-an) ‘tempat yang banyak abunya
Papringan (pring ‘bambu’
+ pa-/-an) ‘tempat yang banyak bambu’
Pagajahan (gajah ‘tanaman gajahan’ +
pa-/-an) ‘tempat yang banyak tamanan gajahan’
Papinesan
(pines ‘pohon
pinus’ + pa-/-an) ‘tempat yang
banyak pohon pinus’
Patebonan
(tebu ‘pohon
tebu’ + pa-/-an)’tempat yang
banyak pohon tebu’
2.
Selain menyatakan makna
tempat atau daerah yang banyak mengandung apa yang tersebut pada bentuk dasa,
nomina bentuk pa-/-an dengan bentuk
dasar nomina dapat menyatakan ‘jenis yang tersebut pada bentuk dasar’
Contoh :
Pawongan (wong ‘ orang’ + pa-/-an) ‘jenis orang’
Parupan (rupa ‘rupa’ + pa-/-an) ‘jenis rupa’
Pasuwaran ( suara ‘suara’ + pa-/-an) ‘jenis suara’
3.
Jka bentuk dasarnya
berupa verba, nomina bentuk pa-/-an menyatakan
makna.
(a)
‘sesuatu yang dilakukan
atu dikerjakan berkaitan dengan bentuk dasar’. Misalnya
Pagawean
(gawe ‘membuat’ + pa-/-an) ‘pekerjaan’
Pangeboran
(ngebor ‘ngebor’ + pa-/-an) ‘pengeboran’
Palunganan
(lunga ‘pergi’ + pa-/-an) ‘bepergian’
(b)
‘alat untuk melakukan apa
yang dinyatakan pada bentuk dasar’. Misalnya
Panggilesan
(giles ‘giles’ + pa-/-an) ‘alat penggilesan’
Panggilingan
(giling ‘giling’ + pa-/-an) ‘alat untuk menggiling’
Pagebugan
(gebug ‘pukul’ + pa-/-an) ‘alat untuk memukul kasur’
(c)
Panyuluhan
(nyuluh ‘ menyuluh’ + pa-/-an) ‘penyuluhan’
Panulisan
(tulis ‘tulis’ + pa-/-an) ‘penulisan’
4.
Jika bentuk dasarnya
berupa adjektiva, nomina bentuk pa-/-an menyatakan
makna ‘tempat yang berkaitan dengan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar’.
Contoh :
Pakuburan (kubur ‘kubur’ + pa-/-an) ‘tempat mengubur’
Pambuwangan (buwang ‘buang’+ pa-/-an) ‘tempat membuang’
Paturonan (turu ‘tidur’ + pa-/-an) ‘tempat tidur’
Pasinggahan (singgah ‘singgah’ + pa-/-an) ‘teempat untuk singgah’
1.1.2 Nomina Bentuk paN-/-an
Bentuk
dasar nomina beribuhan paN-/-an daat
berupa verba atau adjektiva dan menyatakan makna ‘hal yang tersebut pada bentuk
dasar’.
Contoh
:
Panggodogan
(godog ‘masak’ + paN-/-an) ‘pemasakan’
Pangawetan
(awet ‘awet’ + paN-/-an)’pengawetan’
Pangecetan
(cet ‘cat’ + paN-/-an) ‘pengecatan’
1.1.3 Nomina
Bentuk pa-
Bentuk
dasar nomina berimbuhan pa- dapat
berupa verba dan menyatakan makna berikut ini :
1.
‘alat yang dipakai
untuk melakukan pembuatan yang menyatakan pada bentuk dasar’, misalnya
Panyagga
(nyangga ‘menyangga’ + pa-) ‘penyangga’
Panyukur
(cukur ‘memotong’ + pa-)
‘pemotong’
Pariasan
(rias ‘rias’ + pa-) ‘alat rias’
2.
‘orang yan melakukan
tindakan yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya
Panulis
(tulis ‘ menulis’ + pa-) ‘penulis’
Pangebor
(ngebor ‘ngebor’ + pa-) ‘pengebor’
Panggiring
(giring ‘menggiring + pa-) ‘penggiring’
Paluku
(luku ‘menggaru’+ pa-) ‘penggaru’
1.1.4 Nomina
Bentuk paN-
Nomina
bentuk paN- menyatakan makna sebagai
berikut. Jika bentuk dasarnya verba, nomina paN-/-an
menyatakan makna.
1.
Sing di- (dasar) ‘yang
di- (dasar)/di-(dasar)-kan’, misalnya :
Panjaluk
(jaluk ‘pinta’ + paN-) ‘permintaan
Panyuwun (jaluk ‘pinta + paN-) permintaan
Paweweh (aweh ‘memberi’
+ paN-)
‘pemberian’
2.
‘sing di-(dasar)-ake’
‘yang di-(dasar)-kan’, misalnya :
Pangolih
(olih ‘dapat’ + paN-) ‘pendapatan’
Patukon
(tuku ‘beli’ + paN-) ‘pembelian’
Pangampura
( ampura ‘maaf’ + paN-)’pemaafan’
1.1.5 Nomina
Bentuk pe-
Nomina
bentuk pe- merupakan bentuk bahasa
Indonesia. Tetapu sudah sering digunakan digunakan didalam Bahasa Jawa. Bentuk
dasar noina bentuk pe- ini ialah
verba atau morfem pengkal, dengan makna sebagai berikut :
1.
‘orang yang
biasa/pekerjaannya/gemar melakukan pekerjaan tersebut pada bentuk dasar’,
misalnya :
Pesindhen
(sindhen ‘ nyanyi’ + pe-) ‘yang menyindhen/ menyanyi’
Pedagang
(dagang ‘dagang’ + pe-) ‘yang berdagang’
Pengendhang (gendhang ‘gendhang’ + pe-) ‘ yang mengendang’
Penabuh
(tabuh ‘memukul’ + pe-) ‘yang menabuh’
Penyuling
(suling ‘suling’ + pe-) ‘yang menyuling’
2.
‘yang dikenali tindakan
yang tersebut pada bentuk dasar’, misalnya :
Pengubah
(kumbah ‘cuci’ + pe-) ‘penyuci’
Penyetir
(setir ‘kemudi’ + pe-) ‘pengemudi’
Penulis
(nulis ‘menulis’ + pe-) ‘penulis’
Penggarap
(garap ‘pekerja + pe-) ‘tukang kerja’
Penderes
(deres ‘penyadap’ + pe-) ’tukang penyadap
nira kelapa’
1.1.6 Nomina
Bentuk pi-
Bentuk
dasar nomina bentuk pi- dapat berupa
morfem pangkal, verba, adjektiva, nomina. Berikut makna yang dinyatakan oleh
nomina bentuk pi- :
1.
‘sing di-(dasar)-ake’
‘yang di-(dasar)-kan’, misalnya :
Pituduh
(tuduh ‘tuduh’ + pi-) ‘ yang dituduhkan’
Pitakon (takon ‘tanya’ + pi-)’yang
ditanyakan’
2.
Sing N-(dasar)-ake’
‘yang meng-(dasar)-kan’, misalnya :
Pikuwat
(kuwat ‘kuat’+ pi-) ‘ penguat’
Pilara (lara ‘sakit’ +
pi-) ‘penyakit’
1.1.7 Nomina Bentuk pi-/an
Nomina bentuk pi-/an hanya ditemukan beberapa karena afiks pi-/an termasuk afiks yangtidak produktif. Jika bentuk dasarnya
verba sowan, nomina bentuk pi-/an menyatakan makna ‘hal atau tempat
yang berkaitan dengan yang tersebut pada bentuk dasar ‘seperti didalam pisowanan (sowan) ‘menghadap’ + pi-/an) ‘pertemuan ‘tempat pertemuan’.
Jika bentuk dasarnya nomina tembung. Nomina
bentuk pi-/an menyatakan makna
‘kumpulan yang dnyatakan pada bentuk dasar’ seperti didalam pitembungan ( tembung ‘kata’ + pi-/an ) ‘perkataan’. Jika bentuk dasarnya verba tulung, nomina pi-/an menyatakan makna ‘hal yang berkaitan dengan bentuk dasar’
seperti di dalam pitulungan (tulung ‘tolong’+ pi-/an) ‘pertolongan’.
1.1.8 Nomina
Bentuk pra-
Jumlah nomina bentuk pra- sangat terbatas . bentuk dasar
nomin aitu berupa nomina, misalnya pralambang
(lambang ‘lambang’ + pra-) ‘lambang’. Pratandha (tandha ‘tanda’ + pra-)
‘ tanda’. Pratingkah (tingkah ‘tingkah + pra-) ‘tingkah laku. Prabeya
(beya ‘biaya + pra-) ‘biaya’; berupa adjektiva, misalnya prabeda (beda ‘berbeda’ +
pra-) ‘ perbedaan’; berupa morfem
pangakal, misalnya prajurit (jurit ‘jurit + pra-) ‘prajurit’.
Jika dilihat dari contoh-contoh
diatas, ternyata afiks pra- tidak
mempunyai makna. Jika bentuk dasarnya adjektiva atau morfem pangkal, afiks pra- berfungsi membentuk nomina (prabeda dan prajurit). Jika bentuk dasarnya nomina, afiks pra- sebagi pemanis dan lazim terdapat di dalam ragam formal (pralamabang, pratandha, pratingkah, prabeya)
1.1.9 Nomina
Bentuk pra-/an
Nomina
bentuk pra-/an hanya mempunyai makna
‘tempat yang berkaitan dengan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar’.
Contoh
:
Prapatan
(papat ‘empat’ + pra-/an) ‘perempatan’
Prakotan
(kota ‘kota’ + pra-/an) ‘perkotaan’
Praliman
(lima ‘lima’ + pra-/an) ‘simpang lima’
1.1.10 Nomina
Bentuk -ku, -mu, -é/-né
Bentuk dasar
nomina berimbuhan -ku, -mu, -é/-néberupa nomina. Bentuk –ku dan –mu
menyatakan makna ‘pemilik, sedangkan nomina bentuk dasar menyatakan makna
‘termilik. Afiks –é/né menyatakan makna tertentu:
Contoh:
1.1.11 Nomina
Bentuk ka-/-an
Bentuk dasar
nomina bentuk ka-/-an dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva. Berikut ini
ialah makna yang dinyatakan oleh nomina bentuk ka-/-an.
1.
Jika bentuk dasarnya berupa nomina
yang mengacu pada jabatan, nomina bentuk ka-/-an menyatakan makna ‘tempat
tinggal atau daerah/kompleks/kawasan, yang dinyatakan pada bentuk dasar’.
Contoh:
Karesidhenan
(residen ‘residen’
+ ka-/-an) ‘karesidenan’
Kaputren
(putri ‘putri’ +
ka-/-an) ‘tempat keputrian’
2.
Jika bentuk dasarnya berupa
adjektiva, nomina bentuk ka-/-an menyatakan makna ‘hal yang tersebut pada
bentuk dasar’.
Contoh:
Kamulyan (mulya ‘mulya’ + ka-/-an) ‘kemuliaan’
Kasekten (sakti ‘sakti’ + ka-/-an) ‘kesaktian’
1.1.12 Nomina
Bentuk –an
Bentuk dasar
nomina bentuk –an dapat berupa morfem pangkal, nomina bentuk –an menyatakan
makna:
1.
Jika bentuk dasarnya berupa morfem
pangkal, nomina bentuk –an menyatakan makna:
a.
‘alat untuk melakukan apa yang
dinyatakan pada bentuk dasar’, misalnya:
Guntingan (gunting ‘gunting + -an) ‘untuk
menggunting’
Ayakan (ayak ‘ayak’ + -an) ‘ untuk mengayak’
b.
‘hasil dari tindakan yang
dinyatakan pada bentuk dasar’, misalnya:
Godogan (godog ‘rebusan’ + -an ) ‘hasil rebusan’
Kuburan (kubur ‘kubur’ + -an ) ‘hasil mengubur’
2.
Jika bentuk dasarnya berupa nomina,
nomina bentuk –an menyatakan makna
a.
‘berasal dari daerah atau kawasan
yang dinyatakan pada bentuk dasar’, misalnya:
Peleman (pelem ‘mangga’ +-an) ‘tempat yang banyak
mangga’
Parinan (pari ‘padi + -an) ‘tempat yang banyak
padi’
Tebunan (tebu ‘tebu’ + -an) ‘tempat yang banyak
pohon tebu’
b.
‘tiruan atau seperti yang disebut
pada bentuk dasar’ misalnya
Gunungan (gunung ‘gunung’ + -an ) ‘gunung tiruan’
Wayangan (wayang ‘wayang’ + -an ) ‘wayang tiruan’
c.
‘tempat yang tersebut pada bentuk
dasar’, misalnya
Tebon (tebu ‘tebu’ + -an ) ‘perkebunan tebu’
Sekolahan
(sekolah ‘sekolah
+ -an ) ‘tempat untuk sekolah’
3.
Jika bentuk dasarnya berupa
adjektiva, nomina bentuk –an menyatakan makna ‘sesuatu yang bersifat seperti
yang disebutkan pada bentuk dasar’.
Contoh:
Kotakan (kotak
‘kotak’ + -an ) ‘sesuatu berbentuk
kotak’
Aseman ( asem
‘asam’ + -an ) ‘sesuatu yang asam’
Glondhongan (glondhong ‘bulat’ + -an )
‘sesuatu yang berbentuk bulat’
1.2. Makna
Nomina Bentuk Ulang
Makna nomina
bentuk ulang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) makna nomina bentuk
ulang penuh dan (2) makna nomina bentuk ulang parsial.
1.2.1 Nomina
Bentuk Ulang Penuh
Nomina bentuk
ulang penuh cenderung bersifat peka konteks, sama halnya dengan makna adjektiva
bentuk ulang, yaitu menyatakan makna sebagai berikut.
1.
Menyatakan makna ‘semua’.
Pengulangan nomina yang menyatakan makna
‘semua’ mempunyai beberapa ciri, yaitu (1) pengulangan itu berpadanan dengan
kata kabéh‘semua’, (2) di belakang nomina ulang itu dimungkinkan adanya
penambahan kata sing/kang‘yang’ diikuti verba atau adjektiva, (3)
dimungkinkan penambahan kata padha’pada, sama-sama (penanda pelaku jamak)’ dan
kabéh. Kata padhadan kabéh dapat ditambahkan secara bersamaan
atau sendiri-sendiri.
(1)
a.
sapi-sapi sing wis dipakani di
adol.
‘sapi-sapi yang sudah di beri makan
dijual’
b.
Kabeh sapi
sing wis dipakani di adol.
‘Semua sapi yang sudah diberi makan dijual’
c.
Sapi-sapi sing
wis pada dipakani di dolli.
‘Sapi-sapi yang sudah diberimakan dijuali’
d.
Sapi-sapi sing
wis dipakani di dol kabeh.
‘sapi-sapi yang sudah diberi makan dijual
semua.’
e.
Sapi-sapi sing
pada dipakani didoli kabeh.
‘sapi-sapi yang sudah diberi makan dijuali
semua.’
2.
Menyatakan makna ‘banyak’ dalam
arti ‘berbagai macam’.
Pengulangan nomina yang menyatakan makna
‘banyak’ ini berpadanan dengan kata akéh‘banyak’ dan berkemungkinan
untuk ditambah kata akéh dan sing.
a.
Godhong-godhong
padha alum.
‘daun-daun pada layu’
b.
Akeh godhong
padha alum.
‘banyak daun
pada layu’
c.
Godhong-godhong
akeh sing padha alum.
‘daun-daun banyak yang pada layu’
3.
Menyatakan makna ‘meskipun’ yang
dinyatakan pada bentuk dasar’. Pengulangan nomina yang menyatakan makna
‘meskipun yang dinyatakan pada bentuk dasar’ berpadanan dengan kata sanadyan,
nadyam, senajan, najan, sanajan yang semuanya dapat diberi glos ‘meskipun’.
Contoh:
a.
Saking
kenthire sedulur-sedulur di pateni
‘Karena sangat gilanya saudara-saudara
dibunuh’
b.
Saking
kenthire sanajan wong dipateni
‘karena sangat gilanya walaupun orang dibunuh’
4.
Menyatakan makna ‘sembarang’
Pengulangan nomina dengan makna ‘sembarang’
dapat dipadankan dengan kata sadhéngah, sedhéngah, atau sak-saké;
ketiganya dapat diberi glos ‘sembarang’.
a.
Sebarna
pamflet kuwe ning dalan-dalan
‘sebarkan
pamflet itu di jalan-jalan’
b.
Sebarna
pamflet kuwe ning sembarang dalan
Sebarkan pamflet itu disembarang jalan.
5.
Menyatakan ‘nama binatang yang
diasosiasikan dengan gerak’.
Contoh:
a.
Anggang-anggang (anggang
‘mengambang’ + U)
6.
Menyatakan makna ‘sesuatu yang
bersifat seperti yang tersebut pada bentuk dasar’.
Contoh:
a.
aku mau weruh
kuning-kuning ngambang ning kali
‘saya tadi
melihat kuning-kuning (kotoran manusia) mengambang disungai’
b.
awan-awan aku
pengin nginum sing seger-seger.
‘siang-siang aku pengin meminum yang
segar-segar (es/minuman yang dingin)’
1.2.2 Nomina
Bentuk Ulang Parsial
Pengulangan
parsial berfungsi mengubah adjektiva menjadi nomina. Bentuk ini menyatakan
makna ‘sesuatu yang bersifat seperti yang tersebut pada bentuk dasar’ atau
‘sesuatu yang menyebabkan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’.
Contoh:
Bebener (bener ‘bener’ + Up) ‘sesuatu yang benar’
Rereged (reged ‘kotor’ + Up) ‘sesuatu yang kotor’
Memedi (medi ‘setan’ + Up) ‘sesuatu yang
menakutkan’
1.3 Makna
Nomina Bentuk Majemuk
Berkaitan
dengan maknanya, nomina bentuk majemuk dapat dibedakan menjadi dua golongan.
Pertama, nomina ajemauk yang maknanya ditentukan oleh hubungan sintaksis antarunsurnya.
1.3.1 Ditentukan
oleh Hubungan Antarunsurnya
Pada nomina
majemuk tipe ini makna masing-masing unsur masih tampak jelas Makna antarunsur
itu saling berhubungan. Hubungan itu dapat bersifat koordinatif atributif.
1.
Hubungan Makna Koordinatif
Nomina majemuk yang maknanya
didasarkan pada hubungan makna antar-konstituennya secara koordinatif, status
makna konstituennya sejajar, konstituen yang satu tidak mewatasi konstituen
yang lain, tetapi dapat bersinonim atau berantonim.
Contoh:
a.
Urun rembug (urun ‘ikut’ + rembug ‘diskusi’) ‘musyawarah’
b.
Abang ireng ( abang ‘merah’ + ireng ‘hitam’) ‘merah banget’
2.
Hubungan Makna Atributif
Nomina majemuk yang maknanya
didasarkan pada hubungan makna antar konstituennya secara atributif, ststus
makna unsur-unsurnya tidak sejajar, unsur yang satu mewatasi unsur yang lain.
Contoh:
a.
Adhi gedhe (adhi ‘adik’ + gedhe ‘besar’)’adik ketemu
gedhe’
b.
Lenga lentik (lenga ‘minyak’ +lentik ‘lembek’ )
‘sebutan minyak goreng’
1.3.2 Tidak
Ditentukan oleh Hubungan Antarunsurnya
Makna unsur
nomina majemuk tipe ini tidak menentukan makna nomina majemuk.
a.
Tangan tengen (tangan ‘tangan’ +tengen ‘kanan’ ) ‘tangan kanan’
b.
Raja kaya (raja ‘raja’ + kaya ‘kaya’ ) ‘binatang ternak’