7
BETARA
KALA BERKUNJUNG KE AYODHYA
Lengkap
sepuluh ribu tahun Bhatara Rama n Rama Prangraksa bhuwana. Apa adapun pada
akhirnya, datanglah Sang Hyang Kala menjelma menjadi tubuh, tetapi dengan
bertapa, berdiri tegak pada gapura di kerajaan. Terlihatlah Sang Laksmana,
meminta untuk mengajarkan pada Bhatara Rama. Sang Laksmana tidak menolak, dia
berlari mengajarkan pada Bhatara Rama. Bhatara Rama sangat senang di ajari.
Oleh karena itu ...... tempat Sang Rsi menyempurnakan sebab pamulanjaran.
Datanglah Bhatara Ramadewa, memberi .............. pada .......... Lihatlah
demikian perintahnya Sang Rsi Wara.
Kurang
lebih Yang Mulia berdiskusi rahasia bersama yang di ajarkan Yang Mulia
Bhujangga. Saya lawan dia saja bersakap-cakap berdua ; tidak jadi kalau ada
orang lain yang melihatnya. Adapun kalau ada orang lain terlambat ini mata
kelompok atau adapun melihatnya saja,(terjemahan
2) ya lukisan/ gambar sungguhan, pada yang berpengalaman sangat berat
ucapan yang baik Yang Muliaku. Tetapi apabila ada keinginan ........... yang
baik lah ya.
Sajna
Mahamuni, tidak ragu-ragu sang pengajar. Hambamu laksmana memerintah anak
membuka pintu, karnanya tidak mengganggu.
Demikian
jawaban Bhatara Rama. Lahirlah sang Laksmana menunggu/menjaga pintu di
tinggal-lah dia berdua disana di rumah yang kecil.
Lihat
saran Sang Hyang Kaladan berkata pada Bhatara Rama.
Raja
besar Ramadewa, Sang Agung dengan cepat apa yang di katakan mami. Saprayojana
saya datang kepadamu, kinon Bhatara Nyang Brahma. Dia kumon mengajarinya,
anggapan apabila. Datang dari menetapkan waktu seperti kau ketahui, (terjemahan 3 ) datang dari
kalangtangraksa surga, sebab meskipun begitu ini melindungi martyaloka. Mereka
di kumpulkan merantai di neraka harapan sang istri, tetapi tejomatra juga itu
tidak nyata. Adapun keadaan mereka itu seperti ini terutama i gunung Himawan,
mrarthanaken bertemu musuhnya. Dia marikaturu dari tengah laut terlebih dahulu,
makakalasa tikang ula si Ses. Dialah bancanatah mengingat bahwa, karena
sungguh-sungguh ni daitya madhu itu tujuannya.
Sungguh
ni Rahwana ini donta menjadi manusia,
100 ribu tahun lamanya berakhirlah tingkah laku jelmaan manusia. Begitulah tanakta nanti, terjadi dari sukma atau
budi. Adapun di selesaikan elang hitam Bathara Rama juga ; Sang Hyang Brahma Kalanak
sang Hyang Brahma di selesaikan sumanghara
dunia. Demikianlah teringat di sini apa yang di katakan kesukaan mengadakan
di sini dunia (alam semesta). Jika kitajeneka
di muka bumi, di pastikan tikang sekelompok
dewa, ora seneng memahnyapa tidak
keliatan kamu itulah sebabnya apabila berhenti juga berhentilah kebersamaan
surga.
“Duh...
ajar empu, beitulah kapwa pakon Sang
Hyang Brahma dari hambamu, tidak ragu-ragulah dia, meskipun hambamu lumakwaken menyuruh dia, membatasi
membeli hati itu seakan-akan Sang mulianya. apan
pananghara Hyang Brahma wineraken dari saya ; itulah sebabnya berubah
menjelma manusia. Adapun ketukan nire saya
kembali seperti ini juga biasanya di saya.
(terjemahan 4) Tetap begitulah perkataan
Bhatara Rama dan juga Sang Hyang Kala rupa pertapa. Datanglah Bhagawan Darwasa,
berdiri di pintu meminta di ajari oleh sang Laksmana.
Berkatalah
bhagawan ? apa pekerjaan sang pandita ? ajarilah Yang Mulia sanghulun dari saprayyojna, hambamu menjadikannya. Adapun kekuasaan Maharaja
bagaimana sang pandita, tidak enak, berkata Yang Mulia, karena tidak enak hati
dianya. Lebih baik membiarkan ini samuhurta
de mahamuni.
,,
Hai laksmana, api seperti saya dan pangrengo
kata seperti itu, bisamangdelwa di
netranal. Kekuasaanku tidak salah
sang Rama dari sini sebentar, bhasmibhutankwa
mereka beli kadatwan tekerika
saudara dari Bhatara.
Apa
suasana sang Laksmana sebagai cara oleh wrddhapandita
keragu-raguannya,
(terjemahan 5) Apa
ini deyangkwa perintah? Api yang
menyala besar itu sang pandita ; api besar sangat hebat itu sang prabhu. Siapa pangayaya sang Rsi ; akibat dari
perbuatan tangan srimaharaja. Itu sama dengan ketakutanku, siapa yang
mengakibatkan. Adapun sangksepanya;
Ada
kenak itu juga aku mati tidak pangawakena, hanya sesaat saja ajaran
Raja nanti,
Karena
hilangnya sobharastra, ya tidak
seruan perintahnya tuan.
Begitulah
yang di katakan sang Laksmana berulang-ulang pikirannya. Karengo lah ya Bhatara Rana, karna itulah menyuruh sang Hyang Kala tapasarupa menjalankannya. Maso ta siraswagate bhagawan Durwasa,
aku itu sudah lama selama seribuu tahun. Mengahiri aku nanti, akankah saya
menerima bhojananta. Berilah aku sakahyun
milikmu.
Begitulah
kata bhagawan Durwasa, kalaulah Bhatara Ramanghanaken bhojana sarwasadrasa.bahagialah hati Sang inangswan keinginannya, amrtamaya
itu katanya rajabhojana. Dan
Akhirnya dia nadah, pulanglah dia dari pertapaannya. Pergilah Bhagawan Durwasa,
dan Bhatara Rama tidak senang, mengingat-ingat perkataan Sang hyang Kala rupa
pertama. Menundukan kepalanya tidak bicara.
Terlihat
Bhatara Ramasabhuta ya Sang Laksmana, dapatlah dia menyembah angupaksamangusap caranarenu, yang di
katakannya.
Sajna
haji, jangan (debu kaki) hati maharaja kesalahannya di (bulir padi) hamba haji,
karena tidak tahu tingkah lakunya. Keteguhan janji maharaja, apa yang tidak
mantap sudah selesai menyetujui manusia seperti maharaja ikswakuwangsa. Perhatian patik haji n
tempat neraka narakaloka kalau begitu.
Kalau besar rasa kasihannya maharaja oleh patik haji, wenangagawayanugraha ke menghadap. Karena kebenaran patik haji
tidak apageh ke perjanjian
sebelumnya. Itulah sebabnya.
Matikanlah
patik haji jangan maharaja sungguh- sungguh patik haji si Laksmana,
sungguh-sungguh karenanya kawanguna dengan
hukum si maharaja.
Begitulah sang Laksmana menyatakan swadosa dia. Kasakitan kepwan mengingat-ingat Bhatara Rama. Pinetaken dialah para penasehat raja semua yang di beli sang Brahma
dan Sang wiku melihat mengaji, pinintonan
kepantasan. Bhagawan Wasisthalah siramratibadaken
cara berbicara panyatuan, katanya ;
Sajna haji, yang terlihat itu ksayalaksana oleh bhujangga haji.
Terrbuktilah maharaja pasah melawan sang Laksmana, karena begitu pengalaman
Wiku haji;
Meninggalkan
beliau sang Laksmana disebabkan kehebatan di kalangatag. Tuhun janganlah kita melupakan pratijna juga, tidak menjadi pelanggaran kedatangan karena telah
melanggar janji dia, hilanglah niat hukumannya ; tidak ada hukuman yang membuat
dunia berakhir. Apa selesai sungguh-sungguh sang Laksmana. Sehari karikang bhuwana? Tidak sajna haji, bagaimana bertugas di dunia.
Sebab menghilang terlihat si bhujana mpu haji. Byaktalara haji mati sang Laksmana; itu larantamuhara lareri sang jana maha besar. Itulah sebabnya
bepergian juga kenaka sang Laksmana,
sehingga padobhayaguna : dia tidak
janji palsu sang Laksmana tidak kemakan. Lihat mata tidak enak meniru ayah rakwa maharaja dewata dialah yang
menyuruh kitanusupa kepada hutan
dengan kesetiaannya pelanggaran; menjadi matilah dia dan merananya dari tidak
hampa. Adapun bedanya nanti melihatku : dhairya
kalewihta semakin maharaja dewata. Janganlah kinasaken papasahanta melawan sang Laksmana. Itulah sebabnya
berbicara begitu ;
Yang
bertemu lawan papasah, yang suka melawan duka, pangdan di saat niatannya.
Waktu yang tepat begitu pawuwus Bhagawan Wasistha, berkatalah
Bhatara Rama memberikan sang Laksmana parityagan,
bunuhlah yawat badannya.
Demikianlah menyuruh Bhatara Rama, berlarilah sang Laksmana makatawan aliran air matanya,
meninggalkan pemujaannya. Cepatlah jalannya tidak singgah rumahnya. Pantai kali
Sarayu juga di tindasnya. Kemudianlah siracamanangudakatarpana,
setelah ini dia menurunkan teleng itu
antahhrada.tersenggah-seggahnya,
tidak kepada sikap dewata dan rsigana, mengacaukan riwan bunga. Sang hyang
Indra-lah jugagong belas kehendak
hatinya, di ikuti menaiki sang bhakti beranak, meletakannya ke nakaprstha. Anungsung tidak sikap
dewata, memuj mananggah pacaturbhagan tubuh
Bhatara Wisnu kalimat penegak tubuh sang Laksmana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar