Jumat, 13 Desember 2013

TERJEMAH SEKAR SUMAWUR


7
BETARA KALA BERKUNJUNG KE AYODHYA

Lengkap sepuluh ribu tahun Bhatara Rama n Rama Prangraksa bhuwana. Apa adapun pada akhirnya, datanglah Sang Hyang Kala menjelma menjadi tubuh, tetapi dengan bertapa, berdiri tegak pada gapura di kerajaan. Terlihatlah Sang Laksmana, meminta untuk mengajarkan pada Bhatara Rama. Sang Laksmana tidak menolak, dia berlari mengajarkan pada Bhatara Rama. Bhatara Rama sangat senang di ajari. Oleh karena itu ...... tempat Sang Rsi menyempurnakan sebab pamulanjaran. Datanglah Bhatara Ramadewa, memberi .............. pada .......... Lihatlah demikian perintahnya  Sang Rsi  Wara.
Kurang lebih Yang Mulia berdiskusi rahasia bersama yang di ajarkan Yang Mulia Bhujangga. Saya lawan dia saja bersakap-cakap berdua ; tidak jadi kalau ada orang lain yang melihatnya. Adapun kalau ada orang lain terlambat ini mata kelompok atau adapun melihatnya saja,(terjemahan 2) ya lukisan/ gambar sungguhan, pada yang berpengalaman sangat berat ucapan yang baik Yang Muliaku. Tetapi apabila ada keinginan ........... yang baik lah ya.
Sajna Mahamuni, tidak ragu-ragu sang pengajar. Hambamu laksmana memerintah anak membuka pintu, karnanya tidak mengganggu.
Demikian jawaban Bhatara Rama. Lahirlah sang Laksmana menunggu/menjaga pintu di tinggal-lah dia berdua disana di rumah yang kecil.
Lihat saran Sang Hyang Kaladan berkata pada Bhatara Rama.
Raja besar Ramadewa, Sang Agung dengan cepat apa yang di katakan mami. Saprayojana saya datang kepadamu, kinon Bhatara Nyang Brahma. Dia kumon mengajarinya, anggapan apabila. Datang dari menetapkan waktu seperti kau ketahui, (terjemahan 3 ) datang dari kalangtangraksa surga, sebab meskipun begitu ini melindungi martyaloka. Mereka di kumpulkan merantai di neraka harapan sang istri, tetapi tejomatra juga itu tidak nyata. Adapun keadaan mereka itu seperti ini terutama i gunung Himawan, mrarthanaken bertemu musuhnya. Dia marikaturu dari tengah laut terlebih dahulu, makakalasa tikang ula si Ses. Dialah bancanatah mengingat bahwa, karena sungguh-sungguh ni daitya madhu itu tujuannya.
Sungguh ni Rahwana ini donta menjadi manusia, 100 ribu tahun lamanya berakhirlah tingkah laku jelmaan manusia. Begitulah tanakta nanti, terjadi dari sukma atau budi. Adapun di selesaikan elang hitam Bathara Rama juga ; Sang Hyang Brahma Kalanak sang Hyang Brahma di selesaikan sumanghara dunia. Demikianlah teringat di sini apa yang di katakan kesukaan mengadakan di sini dunia (alam semesta). Jika kitajeneka di muka bumi, di pastikan tikang sekelompok dewa, ora seneng memahnyapa tidak keliatan kamu itulah sebabnya apabila berhenti juga berhentilah kebersamaan surga.
“Duh... ajar empu, beitulah kapwa pakon Sang Hyang Brahma dari hambamu, tidak ragu-ragulah dia, meskipun hambamu lumakwaken menyuruh dia, membatasi membeli hati itu seakan-akan Sang mulianya. apan pananghara Hyang Brahma wineraken dari saya ; itulah sebabnya berubah menjelma manusia. Adapun ketukan nire saya kembali seperti ini juga biasanya di saya.
(terjemahan 4) Tetap begitulah perkataan Bhatara Rama dan juga Sang Hyang Kala rupa pertapa. Datanglah Bhagawan Darwasa, berdiri di pintu meminta di ajari oleh sang Laksmana.
Berkatalah bhagawan ? apa pekerjaan sang pandita ? ajarilah Yang Mulia sanghulun dari saprayyojna, hambamu menjadikannya. Adapun kekuasaan Maharaja bagaimana sang pandita, tidak enak, berkata Yang Mulia, karena tidak enak hati dianya. Lebih baik membiarkan ini samuhurta de mahamuni.
,, Hai laksmana, api seperti saya dan pangrengo kata seperti itu, bisamangdelwa di netranal. Kekuasaanku tidak salah sang Rama dari sini sebentar, bhasmibhutankwa mereka beli kadatwan tekerika saudara dari Bhatara.
Apa suasana sang Laksmana sebagai cara oleh wrddhapandita keragu-raguannya,
(terjemahan 5) Apa ini deyangkwa perintah? Api yang menyala besar itu sang pandita ; api besar sangat hebat itu sang prabhu. Siapa pangayaya sang Rsi ; akibat dari perbuatan tangan srimaharaja. Itu sama dengan ketakutanku, siapa yang mengakibatkan. Adapun sangksepanya;
Ada kenak itu juga aku mati tidak pangawakena, hanya sesaat saja ajaran Raja nanti,
Karena hilangnya sobharastra, ya tidak seruan perintahnya tuan.
Begitulah yang di katakan sang Laksmana berulang-ulang pikirannya. Karengo lah ya Bhatara Rana, karna itulah menyuruh sang Hyang Kala tapasarupa menjalankannya. Maso ta siraswagate bhagawan Durwasa, aku itu sudah lama selama seribuu tahun. Mengahiri aku nanti, akankah saya menerima  bhojananta. Berilah aku sakahyun milikmu.
Begitulah kata bhagawan Durwasa, kalaulah Bhatara Ramanghanaken bhojana sarwasadrasa.bahagialah hati Sang inangswan keinginannya, amrtamaya itu katanya rajabhojana. Dan Akhirnya dia nadah, pulanglah dia dari pertapaannya. Pergilah Bhagawan Durwasa, dan Bhatara Rama tidak senang, mengingat-ingat perkataan Sang hyang Kala rupa pertama. Menundukan kepalanya tidak bicara.
Terlihat Bhatara Ramasabhuta ya Sang Laksmana, dapatlah dia menyembah angupaksamangusap caranarenu, yang di katakannya.
Sajna haji, jangan (debu kaki) hati maharaja kesalahannya di (bulir padi) hamba haji, karena tidak tahu tingkah lakunya. Keteguhan janji maharaja, apa yang tidak mantap sudah selesai menyetujui  manusia seperti maharaja ikswakuwangsa. Perhatian patik haji n tempat neraka narakaloka kalau begitu. Kalau besar rasa kasihannya maharaja oleh patik haji, wenangagawayanugraha ke menghadap. Karena kebenaran patik haji tidak apageh ke perjanjian sebelumnya. Itulah sebabnya.
Matikanlah patik haji jangan maharaja sungguh- sungguh patik haji si Laksmana, sungguh-sungguh karenanya kawanguna dengan hukum si maharaja.
            Begitulah sang Laksmana menyatakan swadosa dia. Kasakitan kepwan mengingat-ingat Bhatara Rama. Pinetaken dialah para penasehat raja semua yang di beli sang Brahma dan Sang wiku melihat mengaji, pinintonan kepantasan. Bhagawan Wasisthalah siramratibadaken cara berbicara panyatuan, katanya ;
            Sajna haji, yang terlihat itu ksayalaksana oleh bhujangga haji. Terrbuktilah maharaja pasah melawan sang Laksmana, karena begitu pengalaman Wiku haji;
Meninggalkan beliau sang Laksmana disebabkan kehebatan di kalangatag. Tuhun janganlah kita melupakan pratijna juga, tidak menjadi pelanggaran kedatangan karena telah melanggar janji dia, hilanglah niat hukumannya ; tidak ada hukuman yang membuat dunia berakhir. Apa selesai sungguh-sungguh sang Laksmana. Sehari karikang bhuwana? Tidak sajna haji, bagaimana bertugas di dunia. Sebab menghilang terlihat si bhujana mpu haji. Byaktalara haji mati sang Laksmana; itu larantamuhara lareri sang jana maha besar. Itulah sebabnya bepergian juga kenaka sang Laksmana, sehingga padobhayaguna : dia tidak janji palsu sang Laksmana tidak kemakan. Lihat mata tidak enak meniru ayah rakwa maharaja dewata dialah yang menyuruh kitanusupa kepada hutan dengan kesetiaannya pelanggaran; menjadi matilah dia dan merananya dari tidak hampa. Adapun bedanya nanti melihatku : dhairya kalewihta semakin maharaja dewata. Janganlah kinasaken papasahanta melawan sang Laksmana. Itulah sebabnya berbicara begitu ;
Yang bertemu lawan papasah,  yang suka melawan duka, pangdan di saat niatannya.
            Waktu yang tepat begitu pawuwus Bhagawan Wasistha, berkatalah Bhatara Rama memberikan sang Laksmana parityagan, bunuhlah yawat badannya. Demikianlah menyuruh Bhatara Rama, berlarilah sang Laksmana makatawan aliran air matanya, meninggalkan pemujaannya. Cepatlah jalannya tidak singgah rumahnya. Pantai kali Sarayu juga di tindasnya. Kemudianlah siracamanangudakatarpana, setelah ini dia menurunkan teleng itu antahhrada.tersenggah-seggahnya, tidak kepada sikap dewata dan rsigana, mengacaukan riwan bunga. Sang hyang Indra-lah jugagong belas kehendak hatinya, di ikuti menaiki sang bhakti beranak, meletakannya ke nakaprstha. Anungsung tidak sikap dewata, memuj mananggah pacaturbhagan tubuh Bhatara Wisnu kalimat penegak tubuh sang Laksmana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar