Kenakalan Remaja dan
Hubungannya dengan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh :
1.
Lusiana
2.
Devita
Maulana
3.
Lucky
Tio Monik
4.
Anisa
Rahmawati
Pengantar
Apabila mendengar kata remaja pasti seringkali di
hubungkan dengan mitos penyimpangan dan ketidakwajaran prilaku yang di lakukan.
Tidak asal menghubungkannya saja, tetapi memang hal – hal semacam itu sering di
lakukan oleh para remaja. Khususnya remaja pada masa globalisasi seperti sekarang ini. Penyimpangan dan ketidak larasan
prilaku, dengan UU 1945, ketidak stabilan emosi, karakter yang ada pada diri
seorang remaja sebagai akibat
dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Dari perubahan-perubahan yang di
alami oleh remaja mereka juga di hadapkan pada tugas-tugas yang sangat berbeda
dari tugas-tugas masa kanak-kanaknya. Apabila tugas yang di milikinya dapat di
selesaikan dan di hadapi dengan sukses, maka akan timbul rasa kepuasan diri
yang bisa d rasakan oleh remaja itu sendiri. Penyelesaian tugas oleh remaja
tersebut juga akan menjadi proses dari melewati tahap-tahap masalah kehidupan
untuk melewati tugas-tugas pada tahap berikutnya.
Perubahan
sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku
sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer
memasukan mereka dalam kategori remaja.
Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau
mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia
19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan
bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang
rentang usia tersebut.
Tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas
intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja
membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan.
Karakter Seorang Remaja
Karakter remaja cenderung dapat di
ajarkan dan di peroleh dengan memperi pelatihan, pengetahuan kepada mereka
tentang kebaikan dan kebiasaan, di mana setiap orang dapat berkembang dengan
memilih mana yang baik dan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Karakter
berkembangan remaja berkembang secara berangsur-angsur secara keseluruhan
kehidupan dan tidak hanya berfikir dan berbicara belaka. Karakter menunjukan
pada kebiasaan positif yang telah di ajarkan oleh kelompok masyarakat remaja
tersebut. Tetapi pasti karakter remaja yang satu dengan yang lain akan berbeda
karena komponen dari karakter yang di miliki oleh masin-masing remaja mungkin
di dasari oleh perbedaan watak seperti kemampuan remah dalam memepelajari makna
moral sejak dini dalam hidup atau pada kemampuan bersosialisasi.
Karakter para remaja selain di
bangun dari kelompok masyarakat juga sangat terpengaruh dengan kelompok sosial
terdekat seperti yang sudah kita ketahui yaitu keluarga. Dari situlah karakter
remaja benar-benar bergantung dengan kelompok sosial dari remaja tersebut, di
mana dia di besarkan, dengan siapa dia tinggal, dengan siapa dia bergaul atau
bersosialisasi, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
1. Keluarga
Dalam berbagai
penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa seorang remaja yang
dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmonis keluarga, menjadi resiko
terbesar remaja untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian
antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis.
2. Sekolah
Kondisi sekolah yang
tidak baik juga dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik dalam hal
ini remaja, yang pada dasarnya terkadang dapat memberikan “peluang” pada anak
didik untuk berperilaku menyimpang. Apalagi jika kita
kaitkan dengan siapa dia bermain di sekolah, dengan teman yang baik-baik atau
dengan teman yang bisa menjerumuskan seorang remaja kepada hal-hal yang
negatif. Seorang remaja cenderung bergaul dengan teman yang cocok dengan karakternya,
bahkan ada yang menganggap sama dengan karakternya tetapi malah sebaliknya,
salah memilih teman akan mengakibatkan hal buruk yang terjadi pada diri remaja
itu sendiri.
3. Kondisi
lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial yang
tidak sehat jelas dapat menjadi faktor yang kondusif bagi remaja untuk berperilaku menyimpang. Kondisi lingkungan
sosial
ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, kerawanan masyarakat dan kedua,
daerah rawan (gangguan kamtibmas).
Kerawanan masyarakat contohnya : pengangguran, peredaran narkotika, adanya
wanita tuna susila (WTS) dan lain sebagainya. Sedangkan daerah rawan contohnya
: penyalahgunaan Alkohol, pembunuhan, kebut-kebutan, dan lain-lain.
Ketiga faktor
psikososial di atas merupakan faktor yang kondusif akan terjadinya kenakalan
pada seorang remaja.
Bentuk-bentuk
kenakalannya
Pada
zaman globalisasi seperti saat ini
bentuk-bentuk kenakalan remaja sudah sangat banyak seperti yang sudah kita
ketahui dan tidak asing ketika kita mendengarkan pemberitaan tentang kenakalan
remaja yang sebenarnya sangat merusak karakter remaja berikutnya dan akan
membawa dampak buruk bagi Kewarganegaraan Indonesia, misalnya :
1. Penyalahgunaan
narkoba
Pada Era sekarang ini penyalahgunaan
narkoba sudah sangat menggila, dan sekitar 50-60 persen penggunanya adalah
pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa sebagian besar temasuk dalam
golongan remaja.
2. Tawuran
Kejahatan remaja yang satu ini tengah
naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi,
siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala
pelajar terus terjadi.
3. Akses
media porno
Prilaku seperti ini sering di lakukan
oleh sebagian remaja, entah karena itu adalah termasuk trend atau memang itu adalah pengaruh negatif yang sudah menjalar
di kalangan remaja.
4. Seks
bebas
Seks bebas tidak lepas juga dari
kenakalan remaja, sudah banyak video dalam
internet yang merekam seks bebas dan setelah di teliti sebagian besar pelakunya
adalah dari kalangan remaja.
5. Aborsi
Dari kenakalan remaja dalam hal ini
adalah seks bebas menyebabkan bayak remaja yang melakukan penyimpangan yaitu
aborsi.
6. Geng
motor
Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan
terhadap geng motor, para angota geng motor semakin leluasa bertindak brutal
dan lagi-lagi pelakunya adalah para remaja.
Demikian contoh bentuk kenakalan yang di
lakukan oleh para remaja yang jelas-jelas merusak masa depan remaja itu sendiri
dan masa depan Indonesia.
Hubungannya dengan
kewaganegaraan
Uraian di atas memberikan gambaran betapa
majemuknya masalah yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai
akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat
perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya
masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan
perilaku. Lantas apa hubungnnya dengan kewarganegaraan?
Jelas perilaku menyimpang dari para
remaja khususnya di Negara kita Indonesia sangat memprihatinkan dan perlu
adanya tindakan yang berguna untuk meminimalkan penyimpangan yang di kebanyakan
di lakukan oleh para remaja. Bagaimana negara kita akan maju bila bibit-bibit
yang di anggap akan menghasilkan sesuatu perubahan yang positif pada negara
kita malah sebaliknya menghasilkan sesuatu yang negatif.
Contoh-contoh kenakalan remaja diatas
sudah jelas menyimpang dari UU 1945 dan pilar-pilar negara kita. Jika kenakalan
remaja kita biarkan begitu saja, akan menjadi seperti apa negara kita 20 tahun
atau 50 tahun kedepan. Sebagai warga yang sadar akan aturan-aturan negara mana yang di larang dan mana yang tidak, kita
harus menaatinya dan melaksanakannya dengan jiwa nasionalisme kita. Pentingnya
pendidikan karakter melalui pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu cara
untuk mengembalikan citra remaja yang baik, salah satu cara untuk menjadikan
para remaja nasional memiliki jiwa nasioalisme yang tidak akan pernah melanggar
aturan-aturan negara dengan melakukan penyimpangan-penyimpangan yang hanya
merugikan orang-lain dan dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar