Jumat, 13 Desember 2013

Tugas PKN 2013


Kenakalan Remaja dan Hubungannya dengan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh :
1.      Lusiana
2.      Devita Maulana
3.      Lucky Tio Monik
4.      Anisa Rahmawati

Pengantar
            Apabila mendengar kata remaja pasti seringkali di hubungkan dengan mitos penyimpangan dan ketidakwajaran prilaku yang di lakukan. Tidak asal menghubungkannya saja, tetapi memang hal – hal semacam itu sering di lakukan oleh para remaja. Khususnya remaja pada masa globalisasi seperti sekarang ini. Penyimpangan dan ketidak larasan prilaku, dengan UU 1945, ketidak stabilan emosi, karakter yang ada pada diri seorang remaja sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
            Dari perubahan-perubahan yang di alami oleh remaja mereka juga di hadapkan pada tugas-tugas yang sangat berbeda dari tugas-tugas masa kanak-kanaknya. Apabila tugas yang di milikinya dapat di selesaikan dan di hadapi dengan sukses, maka akan timbul rasa kepuasan diri yang bisa d rasakan oleh remaja itu sendiri. Penyelesaian tugas oleh remaja tersebut juga akan menjadi proses dari melewati tahap-tahap masalah kehidupan untuk melewati tugas-tugas pada tahap berikutnya.
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka  dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan.

Karakter Seorang Remaja
            Karakter remaja cenderung dapat di ajarkan dan di peroleh dengan memperi pelatihan, pengetahuan kepada mereka tentang kebaikan dan kebiasaan, di mana setiap orang dapat berkembang dengan memilih mana yang baik dan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Karakter berkembangan remaja berkembang secara berangsur-angsur secara keseluruhan kehidupan dan tidak hanya berfikir dan berbicara belaka. Karakter menunjukan pada kebiasaan positif yang telah di ajarkan oleh kelompok masyarakat remaja tersebut. Tetapi pasti karakter remaja yang satu dengan yang lain akan berbeda karena komponen dari karakter yang di miliki oleh masin-masing remaja mungkin di dasari oleh perbedaan watak seperti kemampuan remah dalam memepelajari makna moral sejak dini dalam hidup atau pada kemampuan bersosialisasi.
            Karakter para remaja selain di bangun dari kelompok masyarakat juga sangat terpengaruh dengan kelompok sosial terdekat seperti yang sudah kita ketahui yaitu keluarga. Dari situlah karakter remaja benar-benar bergantung dengan kelompok sosial dari remaja tersebut, di mana dia di besarkan, dengan siapa dia tinggal, dengan siapa dia bergaul atau bersosialisasi, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
1.      Keluarga
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa seorang remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmonis keluarga, menjadi resiko terbesar remaja untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis.


2.      Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik juga dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik dalam hal ini remaja, yang pada dasarnya terkadang dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Apalagi jika kita kaitkan dengan siapa dia bermain di sekolah, dengan teman yang baik-baik atau dengan teman yang bisa menjerumuskan seorang remaja kepada hal-hal yang negatif. Seorang remaja cenderung bergaul dengan teman yang cocok dengan karakternya, bahkan ada yang menganggap sama dengan karakternya tetapi malah sebaliknya, salah memilih teman akan mengakibatkan hal buruk yang terjadi pada diri remaja itu sendiri.

3.      Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat jelas dapat menjadi faktor yang kondusif  bagi remaja untuk berperilaku menyimpang. Kondisi lingkungan sosial ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, kerawanan masyarakat dan kedua, daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kerawanan masyarakat contohnya : pengangguran, peredaran narkotika, adanya wanita tuna susila (WTS) dan lain sebagainya. Sedangkan daerah rawan contohnya : penyalahgunaan Alkohol, pembunuhan, kebut-kebutan, dan lain-lain.
Ketiga faktor psikososial di atas merupakan faktor yang kondusif akan terjadinya kenakalan pada seorang remaja.

Bentuk-bentuk kenakalannya
Pada zaman globalisasi seperti saat ini bentuk-bentuk kenakalan remaja sudah sangat banyak seperti yang sudah kita ketahui dan tidak asing ketika kita mendengarkan pemberitaan tentang kenakalan remaja yang sebenarnya sangat merusak karakter remaja berikutnya dan akan membawa dampak buruk bagi Kewarganegaraan Indonesia, misalnya :
1.      Penyalahgunaan narkoba
Pada Era sekarang ini penyalahgunaan narkoba sudah sangat menggila, dan sekitar 50-60 persen penggunanya adalah pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa sebagian besar temasuk dalam golongan remaja.
2.      Tawuran
Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus terjadi.
3.      Akses media porno
Prilaku seperti ini sering di lakukan oleh sebagian remaja, entah karena itu adalah termasuk trend atau memang itu adalah pengaruh negatif yang sudah menjalar di kalangan remaja.
4.      Seks bebas
Seks bebas tidak lepas juga dari kenakalan remaja, sudah banyak video dalam internet yang merekam seks bebas dan setelah di teliti sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja.
5.      Aborsi
Dari kenakalan remaja dalam hal ini adalah seks bebas menyebabkan bayak remaja yang melakukan penyimpangan yaitu aborsi.
6.      Geng motor
Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, para angota geng motor semakin leluasa bertindak brutal dan lagi-lagi pelakunya adalah para remaja.
Demikian contoh bentuk kenakalan yang di lakukan oleh para remaja yang jelas-jelas merusak masa depan remaja itu sendiri dan masa depan Indonesia.

Hubungannya dengan kewaganegaraan
       Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan perilaku. Lantas apa hubungnnya dengan kewarganegaraan?
       Jelas perilaku menyimpang dari para remaja khususnya di Negara kita Indonesia sangat memprihatinkan dan perlu adanya tindakan yang berguna untuk meminimalkan penyimpangan yang di kebanyakan di lakukan oleh para remaja. Bagaimana negara kita akan maju bila bibit-bibit yang di anggap akan menghasilkan sesuatu perubahan yang positif pada negara kita malah sebaliknya menghasilkan sesuatu yang negatif.
       Contoh-contoh kenakalan remaja diatas sudah jelas menyimpang dari UU 1945 dan pilar-pilar negara kita. Jika kenakalan remaja kita biarkan begitu saja, akan menjadi seperti apa negara kita 20 tahun atau 50 tahun kedepan. Sebagai warga yang sadar akan aturan-aturan negara  mana yang di larang dan mana yang tidak, kita harus menaatinya dan melaksanakannya dengan jiwa nasionalisme kita. Pentingnya pendidikan karakter melalui pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu cara untuk mengembalikan citra remaja yang baik, salah satu cara untuk menjadikan para remaja nasional memiliki jiwa nasioalisme yang tidak akan pernah melanggar aturan-aturan negara dengan melakukan penyimpangan-penyimpangan yang hanya merugikan orang-lain dan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar